Sabtu, 02 September 2017

Aku Mulai Berlari (Lagi)

Aku Mulai Berlari (Lagi)
Karya : ‘Azzah Nurin Taufiqotuzzahro’

Aku mulai berlari
Menatap langit
menapaki jalanan berliku
Ah, iya aku berlari
Langkahku berhenti
Burung berterbangan hinggap
Berkicau bak paduan suara yang merdu
Aku terpaku,
Menatap para burung
Sungguh tak tergapai
Namun begitu lantang
buatku terpukau
duh, begitu senada

aku mulai berlari (lagi)
namun jalan ini tak memihak
seolah magnet bumi menarikku
menoleh arahlah daku
fikiran terkecoh
“burung tak beranjak,
Masih tetap merdu dan senada”
Aku terhenyak
Mengabaikan suara lantang para pembelah cakrawala
Tundukkanku terlampaui
Wajahku berpaling

Dan aku mulai berlari (lagi)
Jalanku tak sejurus
Kakiku terseok-seok
Jatuh terduduk (lah) pada tanah berkerikil
“kerikil itu tajam,
Layaknya sang burung berkicau”
Tuduhku pada langit

aku mulai berlari (lagi)
bukan pada jalan buntu
atau pada jalan berbatu
kini,
aku melangkah maju
pada setapak jalan
mengenyahkan sang pembelah cakrawala
bukan lagi tertunduk sendu
ataupun menapaki jalan kerikil berbatu
aku tak lagi mendengar
seruan para burung berkicau
aku tak lagi menoleh
lalu aku mulai berlari (lagi)


Dirindu atau Merindu

Dirindu atau Merindu
Karya : ‘Azzah Nurin Taufiqotuzzahro’

Dirindu atau merindu
Dirindu,
Puncak tahta daripada merindu
Dirindukan,
Ulu hati merindu, sesak olehnya
Kerinduan yang dengan sombongnya
Memperbudak organ untuk tunduk
Konyol namun bermakna
Bahaya jadi kesukaan
Sakit (pun) jadi kenikmatan
Dirindu, merindu
Dua hal yang dibutuhkan
Olehnya, olehku
Rindu takkan sirna
Namun makin erat adanya

Dirindu atau merindu
Jikalau hati bertutur
Ingin pun rasa keduanya
Hinggap dalam titik terdalam
Namun, apalah daya
Aku harus memilih

Dirindu atau merindu
Dirindu,
Rasa haru bahagia menghampiri
Meski ntah dijatuhkan pada dan oleh siapa
Sapaan lembut, buatku terpesona
Betapa rindu itu nyata
Setidaknya untukku,
Hati pun segan menampiknya
Lalu,
Lidah ini kelu
Hanya tuk ucapkan “kembali rindu”

Dirindu atau merindu
Merindu,
Lebih kupulih itu
Akankah?
Lebih baik merindukan?
Ataukah dirindukan?
Bagaimana jika itu denganmu?
Merindu dengan lenggangnya
Aku pun dibuat riang karenanya
Meski separuh hati
Tak merasakan yang kurindu
Celah itu nyata adanya
Biarkan (lah) hatiku
Terjerat pada kerinduan yang terisolasi
Olehku, sendiri

Dirindu atau merindu
Dua parodi pada garis lurus
Ntah beriringan, sejajar pada koordinat 0o
Namun terkadang berlawanan sejauh 180o
Tapi,
Bayangan keduanya
Ada untuk selaras
Sama namun beda,
Beda namun sama,
Tanpa ada yang terbuang

Di salah satu sisinya




Krapyak, 26 agustud 2017