Minggu, 29 September 2019

5 Detik


5 DETIK
Oleh : ‘Azzah Nurin Taufiqotuzzahro’



Pada 5 detik
Ku bercerita dengan senja
Katanya, rindumu memabukkan
Meski hanya bayang yang terekam fikiran
Sadar ku bercengkrama
Berdialog mesra tanpa jeda
Kembali, tanpa reda

Pada 5 detik
Aku mengadu manja
Bahwa tiap aksara yang terjejer
Mengisahkan potongan titik kehidupan yang terpatri
Menikmati,
Menerawang angan-angan
Lalu menyisakan sudut bibir yang berkembang
Aku bahagia, itu saja

Pada 5 detik
Aku terdampar
Di sela temaram purnama malam
Memandang sepasang insan
Bersitatap dengan keterdiaman tanpa kata
Hanya siluet senyuman pada sosok bermanik mata coklat
Dan ketertegunan
Hingga pada akhirnya ku terseret
Untuk tidak bisa tidak mengindahkan
Keduanya tersenyum, bahagia
Lalu aku hilang
Malang nian

Pada 5 detik
Yang lalu bukan lah ilusi
Mendambamu bukan lagi menjadi hobi
Ia tlah mencanduku dengan paksa
Meramu rindu, tersipu
Dan lemah diriku
Mengabaikan untuk tak peduli

Pada 5 detik
Semakin ragu merayu
Saat mata masih tersorot
Pada lintasan kornea yang tertangkap sendu
Biarpun kata mereka
Sekelumit kisah itu tlah tergradasi waktu
Tiba-tiba saja datang
Berputar layaknya roll film yang bisa kucegah
Lalu, terisolasi begitu saja
Menyisakan keheningan
Ironi sekali, bukan?

Pada 5 detik
Aku terlempar di dunia nyata
Mendesah pilu tak terelakkan
Menunduk tuk kembali menerka
Haruskah bagaimana lagi?
Tawaku, kurengkuh seketika
Bersama canda dengan iringan bahagia
Seperti anak kecil dengan lolipop kesukaannya
Lalu ku berlari pada rumput ilalang
Bersamanya, bergoyang dengan riang
Namun sekejap sirna
Terenggut,
Terhempaskan layak angin yang menerbangkan
Bak drama sedang ditertawakan kehidupan

Pada 5 detik
Biarkan berjalan begitu saja
Tanpa riuh redam yang menggebu
Hanya untuk bersua tanpa ragu
Biarkan rembulan menyisakan rindu
Tentunya, pada rasa yang dirasa kalbu

Pada 5 detik
Aku kembali mengeja
Memungut rindu, tercecer berkeping lalu
Mematut diri pada cermin
Haruskah dengan isyarat ku berbicara?
Atau harus menunggu untuk sekedar bersua?
Lalu,
Dengan riangnya ku berucap,
Merindumu bukan lagi hal yang tabu
Namun lebih dari itu,
Aku bersyukur
Karena rindu ini hanya tertuju padamu”

Krapyak, 17 Juli 2019




NB: karya ini ditulis dalam rangka mengikuti event ikut lomba puisi nasional II oleh ikutlomba.com. karya ini didedikasikan untuk mereka yang merasa terkekang rindu. luapkan rindumu!!!

1 komentar: